FK UNPRI GELAR SEMINAR LOW BACK PAIN & INTERVENTIONAL PAIN MANAGEMENT

Banyak Pasien Nyeri Punggung Tak Ingin Jalani Operasi Invasif Bedah Terbuka

Senin, 08 Desember 2014 18:55:29 oleh frank | berita sebelumnya | berita selanjutnya

Rektor Unpri, Prof. dr. Djakobus Tarigan, AAI, DAAK, didampingi Dekan FK Unpri, dr. H. Yulitas Bachtiar, Sp.A., dan Ketua Medical Education Unit Unpri, dr. Ali Napiah Nasution, foto bersama dengan dr. Bernard Lee, Direktur Kronis dan Intervensi Nyeri Manajemen Layanan Konsultan Sakit Spesialis (FPM ANZCA, Australia), Konsultan Ahli Anestesi (MMed, Anaes, Singapura) dan dr. Otman Siregar, Sp.OT., Ketua Persatuan Ahli Bedah Ortopedik Indonesia / PABOI cabang Medan, usai Acara Seminar Low Back Pain & Interventional Pain Management, di Rumah Sakit Royal Prima, jalan Ayahanda, Medan.

Banyak pasien dengan nyeri punggung tidak ingin menjalani operasi invasif bedah terbuka, karena merasakan ketakutan yang tidak berdasar.

Demikian diungkapkan oleh Direktur Kronis dan Intervensi Nyeri, Manajemen Layanan Konsultan Sakit Spesialis (FPM ANZCA, Australia), Konsultan Ahli Anestesi (MMed, Anaes, Singapura) dr. Bernard Lee, M.K., pada Seminar "Low Back Pain & Interventional Pain Management" yang digelar Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Prima Indonesia (Unpri) di Rumah Sakit Royal Prima, jalan Ayahanda, Medan, Sabtu, 28 Juni 2014.

Acara tersebut dihadiri oleh Pembina Yayasan Perguruan Tinggi Prima Indonesia, dr. I Nyoman Ehrich Lister, M.Kes., AIFM, Ketua Badan Pelaksana Harian Unpri, Dr. Tommy Leonard, S.H., M.Kn., Penasehat Unpri, dr Sofian Wijaya, M.H.A., Rektor Unpri, Prof. dr. Djakobus Tarigan, AAI, DAAK, Wakil Rektor I Unpri, Prof. Dr. drg. Monang Panjaitan, M.S., M.A., Wakil Rektor II Unpri, Ermi Girsang, SKM, M.Kes., Dekan Fakultas Kedokteran (FK) Unpri, dr. H. Yulitas Bachtiar, Sp.A., Ketua Medical Education Unit (MEU), dr. Ali Napiah Nasution, Sudjono Tanama, QWP, mitra FK Unpri dari AIA Financial, serta para dosen dan undangan.

"Banyak pasien akan memilih untuk hidup dengan kondisi atau mencari pengobatan alternatif seperti chiropractor, TCM pijat, akupunktur, dan bahkan osteopati", kata dr. Bernard Lee, M.K.

Dikatakan Bernard, selama beberapa dekade terakhir, sejumlah intervensi bedah non bedah atau invasif minimal telah diperkenalkan dalam upaya untuk mengelola pasien yang gagal terapi konservatif, tanpa harus operasi besar. Prosedur telah dikembangkan untuk pengobatan radiculopathy, stenosis tulang belakang, segi arthropathy, nyeri discogenic dan nyeri iliaka sakral.

Menurut dr. Bernard, dokter perawatan primer merawat pasien dengan nyeri punggung memiliki tugas yang enak. Dia harus memutuskan apakah nyeri punggung adalah suatu kondisi serius yang membutuhkan perhatian segera atau menggunakan tindakan konservatif seperti analgesik untuk mengobati sakit punggung. Pertimbangan lain adalah apakah akan merujuk pasien ke ahli bedah ortopedi, ahli bedah saraf, atau spesialis nyeri.

"Pasien dalam menghilangkan rasa sakit, mereka sering mencari suatu perawatan sederhana, mungkin itu dengan meminum pil (obat) atau intervensi untuk menghilangkan rasa sakit mereka. Mereka mencari obat daripada pengelolaan nyeri kronis mereka. Sementara sebagian besar dari mereka adalah pengobatan tunggal, beberapa intervensi ini mungkin memerlukan aplikasi berulang - ulang untuk mencapai efek menghilangkan rasa sakit dari waktu ke waktu", paparnya lagi.

Sementara itu, Ketua Persatuan Ahli Bedah Ortopedik Indonesia (PABOI) cabang Medan, dr. Otman Siregar, Sp.OT., dalam seminar tersebut menyampaikan tentang Low Back Pain atau nyeri pinggang bawah.

dr. Otman Siregar menjelaskan, low back pain merupakan rasa nyeri, ngilu, pegal yang terjadi di daerah pinggang bagian bawah. Nyeri pinggang bawah bukanlah diagnosis tapi hanya gejala akibat dari penyebab yang sangat beragam.

Dia juga mengatakan, penderita nyeri punggung tidak perlu berobat sampai ke luar negeri karena di dalam negeri sendiri telah tersedia pengobatan yang memadai dan dengan harga terjangkau.


Berita Seputar Kedokteran:

Berita Lain:

Berita Halaman Depan: